Kelas Bu Novi

Kelas Bu Novi
Kelas Bu Novi

Sejarah penulisan, ruang lingkup dan intisari Tripitaka (2)

 Sanghayana keempat

Sanghayana Keempat berlangsung di Thuparama, Anurudhapura, Sri Lanka lebih kurang 400 tahun setelah Sanghayana Pertama. Berlangsungnya Sanghayana ini diikuti 60.000 Arahat yang dipimpin oleh Y.A. Mahinda Thera, yaitu putra Maharaja Asoka Wardhana. Dalam perkembangan selanjutnya, Theravada di India menjadi lemah dan tidak berpengaruh lagi di daratan India yang merupakan cikal bakal kelahiran ajaran Buddha Gotama. Namun demikian, sekte ini malah tertanam kuat di Sri Lanka.

Dalam Sanghayana Keempat telah dituliskan seluruh Tipitaka dan Atthakatha. Kitab ulasan (Atthakatha) sendiri disusun kembali dan diatur menurut pokok penjelasan. Para Bhikkhu terpelajar sebanyak 500 yang dipimpin oleh Rakkhita Mahathera memberikan pertimbangan mendalam dalam Sanghayana ini yang dikenal sebagai Aluvihara atau Sanghayana Alokavihara karena berlangsung di Gua Aloka, Sri Lanka. Sanghayana ini mendapat perlindungan dari Menteri Kerajaan.

 Pada Sanghayana Keempat ini ajaran-ajaran Buddha Gotama yang tersusun dalam Kitab Suci Tipitaka dan Atthakatha telah berhasil dituliskan pertama kali secara resmi di daun lontar.

      Sanghayana kelima ini diadakan untuk menyeragamkan Kitab Suci Tipitaka Pali

Sanghayana kelima

Sanghayana Kelima dilaksanakan di Mandalay, Myanmar pada tahun 1817 dan dihariri oleh 2400 Mahathera dan Acriya terpelajar atas sponsor Raja Mindonin dan berlangsung selama lima bulan di istana kerajaan. Tipitaka iprasastikan pada 729 lempengan batu pualam yang diletakkan pada sebuah bukit.

Sanghayana Keenam

Sanghayana Keenam diselenggarakan di Maha Pasana Guha, Yangoon, Myanmar pada tanggal 17 Mei 1954 - 22 Mei 1956 dipimpin oleh Y.M. Abhidhaja Maharatha Guru Bhadanta Revata dan dihadiri oleh Bhikkhu terpelajar dari berbagai negara, yakni India, Sri Lanka, Nepal, Kamboja, Thailand, Laos, dan Pakistan.

Lebih kurang 600 tahun setelah Sanghayana Pertama, telah diadakan Sanghayana oleh Golongan Mahasanghika di Kanishka. Pada saat itu Tipitaka ditulis secara resmi dalam bahasa Sansekerta. Di berbagai negara seperti Sri Lanka, Myanmar, dan Thailand pernah dilangsungkan Sanghayana selain enam Sanghayana yang diuraikan di atas, tetapi tidak ditetapkan sebagai Sanghayanayang sesungguhnya.

Pada bulan Purnama Waisak tahun 1956 Sanghayana keenam ditutup dan merupakan 2500 tahun Parinibbana Buddha Gotama. Tahun ini ditetapkan sebagai tahun kebangkitan kembali agama Buddha di dunia. Sanghayana keenam ini dilaksanakan selama tiga hari dihadiri para tokoh dunia yang mengirimkan sambutannya, di antaranya adalah Presiden India, Dr. Rajendra Prasad dan Perdana Menteri India Shri Jawaharlal Nehru.





Post a Comment

0 Comments